Sunday, May 25, 2008

ari-ari

Tau ari-ari kan?
Iya, ari-ari atau yang dalam istilah medisnya disebut plasenta. Selama berbulan-bulan, plasenta ini sangat berguna bagi bayi di dalam rahim sang ibu. Namun begitu bayi lahir, maka perannya selesai.

Sering juga ari-ari ini disebut sebagai “saudara kembar” si bayi, jadi di beberapa daerah diberi perlakuan khusus. Maklum aja, masyarakat kita, sebagian masih ada juga yang melaksanakan ajaran peninggalan nenek moyang. Misalnya aja di kampung saya sendiri, biasanya ari-ari bayi dikuburkan di bawah pohon kelapa. Maksudnya? Biar si bayi tumbuh setinggi pohon kelapa.. ga, hehehe, harapannya si bayi ntar memiliki martabat tinggi dan bisa memberi banyak manfaat untuk masyarakat. Kadang-kadang juga dinyalakan pelita di dekatnya. Apa karena si ari-ari ga takut gelap ya? :D
Di daerah lain, lain juga kali ya, tradisi mereka dalam memperlakukan si ari-ari ini…

Kalo menurut cerita Mama, ari-ari saya ga dikubur, tapi dilarung, alias dihanyutkan ke laut. Kenapa? Bukan karena Bapak malas ngurusin ari-ari saya, tapi pihak rumah sakit memberikan sedikit kemudahan, hehehe.. Jadi setelah dibersihkan, dikemas rapi, halah, ari-ari saya dilarung di pantai Losari yang kebetulan dekat dengan lokasi rumah sakit tempat saya dilahirkan (Saint Mariam, Makassar). Lagian, pas saya lahir, rumah kan masih kontrakan tuh, mo dikubur di mana ari-ari saya? Secara ga ada tanah nganggur sekitar rumah :P

Tapi pas Faris lahir, ari-arinya ga dilarung. Ayahnya nolak. Soalnya kata orang, kalo ari-ari dilarung, anak tersebut akan pergi meniggalkan orang tuanya sampe menyeberang pulau. Dan itu terbukti pada saya, hahaha… -Tyg, Tyg, ada-ada aja ya..- Ga siy, itu keinginan Ayahnya aja supaya ari-ari Faris dikuburkan di depan rumah Kakek-Neneknya (Orang tuanya si Tyg). Halaman depan lumayan luas kok, jadi ga masalah. Asal jangan dinyalain pelita 40 hari aja ya, hehehe…

Kalo ari-ari kamu gimana?

6 comments:

Anonymous said...

gw gak tau ari2 q kemana....

kalo ari tetangga gw c dah pergi jeng....

ari temen smp ma sma, dah jarang kontek2an

kalo ari kuliah....masih...kadang2

hahahahahaha

Anonymous said...

@mela
*speechless*

Anonymous said...

wehehhe yang sudah punya anak ... doakan ka juga bisa cepat yah ...

iya saya anggota LUGU dan kontributor di makassar.linux.or.id tapi sudah jarang sih, abis saya tidak terlalu ngerti linux :D disana orang jago semua

dan sekarang saya dirikan KPLI Kendari http://kendari.linux.or.id hehhe iseng aja sih pengen tau linux

suami nya yuyun namanya sapa ... salam yah, salam juga buat si kecil

Yaty "BundaZahra" Yasir said...

Irung (dalam bahasa Bugis = plasenta alias ari-ari) saya kayaknya ditanam deh... cuma ndak tahu di mana ditanamnya. Yang jelas di Makassar - tanah kelahiran. Kalo buat Yuyun terbukti kepercayaannya toriolo ta' - irung dilarung sampe' Yuyun jadi tinggal merantau jauh di Jakarta... di saya malah tidak terbukti, hehehe... irung "menetap" di tanah Makassar sedangkan saya "terlempar" jauh menyeberang samudera dan benua :).

Sepengetahuan saya, tempat ari-ari ditanam oleh orangtua kita diberi "pelita", itu untuk menghindari agar irung yang ditanam tidak diganggu (digali) oleh binatang liar... that's what I heard from my almarhumah Nenek ;).

Speaking of irung lagi... irungnya Zahra tidak tahu dimana rimbanya. Disini kalo melahirkan, rumah sakit dan atau pemerintah setempat/lokal punya peraturan yang cukup ketat mengenai ini. It's out of our hands... ndak bisa bikin apa-apa selain mengikuti aturan tersebut. Well, lagipula sepanjang pengetahuan saya tidak ada aturan dalam Islam mengenai irung ini. However, insya Allah kalo punya anak lagi, saya mo minta dikasih lihat irungnya anakku (sebelum dibawa ke tempat dimana dia harus berada sesuai aturan sini... who knows where?!). I've seen placenta more than twice (my nieces')... I even washed and took care of them before they were buried. It was just amazing to see this "kakak"nya si bayi... Subhanallaah!

Thanks for sharing the story, Yuyun! Salam sayang dariku dan Zahra dari jauh buatmu dan Faris...

Anonymous said...

kalo ari-nya dhana ada di rumah sekarang, lagi makan kripik.. :D

Anonymous said...

@kak yaty
Kakak, akhirnya dikau maen k sini lagi, hehehe..
Ya gitu deh, kepercayaan nenek2 kita dulu, saya hanya percaya kalo saya skrg ada d seberang pulau sulawesi, itu semua karena kehendak Allah SWT, bkn krn plasenta saya dilarung :D
Titip cium + cubit pipi buat Zahra ya Kak..

@dhana
Klo ari itu mah, tiap hari ma dhana :D